-->

Pasar ikan gabus semakin meningkat di Palembang

Pasar ikan gabus semakin meningkat di Palembang



Pasar ikan gabus semakin meningkat di Palembang
Bahan baku pempek ikan gabus - Ikan gabus giling - Griya Arka Kendal

Ikan gabus setiap hari dikonsumsi masyarakat Palembang untuk dijadikan bahan makanan pempek, tekwan, kerupuk dan pindang ikan. Sekitar dua ton ikan gabus yang dibutuhkan masyarakat Palembang setiap hari.

Rusak atau hilangnya habitat ikan gabus seperti rawa dan sungai menyebabkan jenis ini sulit didapat di Palembang. Ikan gabus pun dipasok dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Muara Enim, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.

Baca juga : Panduan budidaya ikan gabus chana striata

Perubahan bentang alam di kawasan rawa gambut di Sumatera Selatan juga mengancam populasi ikan gabus, misalnya yang terjadi di SP Padang maupun daerah lainnya di Kabupaten OKI.
Guna menjaga keberlangsungan populasi ikan gabus dibutuhkan sejumlah upaya. Misalnya setiap pembangunan infrastruktur, perkebunan, HTI, harus menyediakan habitat ikan. Moratorium rawa dan gambut juga dilakukan.

Ikan gabus [Channa striata] adalah ikan yang setiap hari dikonsumsi masyarakat Palembang, Sumatera Selatan. Dagingnya dijadikan sebagai bahan makanan pempek, tekwan, kerupuk, dan pindang. Namun, ikan ini mulai sulit didapatkan di rawa dan sungai di Palembang. Mengapa?

Baca juga : 5 Fakta menarik tentang ikan gabus

“Sekarang ini jarang dapat ikan gabus kalau mancing di Palembang. Dulu, di rawa Jakabaring dipastikan dapat ikan gabus, kini sebulan sekali belum tentu ada. Mungkin banyak rawa di Jakabaring yang ditimbun jadi perumahan dan perkantoran. Kami mencari di luar Palembang,” kata Rudi, warga Sentosa, Plaju, Palembang, yang memiliki komunitas mancing.

“Di Palembang, ikan gabus memang sudah sulit didapat karena habitatnya hilang atau rusak, misalnya rawa dan sungai. Selain itu, rawa dan sungai tersisa, airnya sudah terkontaminasi limbah dan sampah,” kata Muhammad Iqbal, peneliti ikan dari Universitas Sriwijaya, 

Data terakhir dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatera Selatan, di Palembang tersisa rawa seluas lima ribu hektar dari sebelumnya seluas 200 ribu hektar. Sementara kondisi anak Sungai Musi hampir semuanya tercemar limbah dan sampah.

Berdasarkan penelusuran Sahabat Griya Arka Kendal di sejumlah pasar tradisional, tidak ada pasokan ikan gabus dari Palembang. Umumnya dari Kabupaten Ogan Komering Ilir [OKI], Ogan Ilir [OI], Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Muara Enim.

Baca juga : khasiat dan manfaat ikan gabus chana striata

Misalnya wilayah Plaju dan Jakabaring, ikan gabus dari Kabupaten OKI dan OI, wilayah Kertapati dari Ogan Ilir (OI), wilayah Gandus dari Muaraenim dan Banyuasin, serta wilayah Palembang Ilir lainnya dari Banyuasin dan Musi Banyuasin.

Setiap hari, berdasarkan data terakhir Pemerintah Palembang, sekitar dua ton ikan gabus dipasok ke Palembang. Pada Bulan Ramadan, jumlah ini meningkat dua kali lipat.

Perubahan bentang alam

Diperkirakan beberapa tahun ke depan, Palembang akan mengalami krisis ikan gabus, seperti halnya ikan belida yang sudah dirasakan saat ini. “Populasi ikan gabus memang terlihat menurun, ini karena berkurangnya habitatnya di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan, termasuk pemancingan yang berlebihan dan tidak lestari,” kata Muhammad Iqbal. Hilangnya habitat itu, misalnya dialihfungsikan menjadi perkebunan sawit, HTI, dan pembangunan infrastruktur.

“Habitat ikan gabus itu sama seperti ikan belida. Hanya, ikan gabus sedikit lebih baik beradaptasi dengan habitat tersisa. Namun jika habitatnya habis, jelas ini di masa mendatang akan langka,” katanya.



Di Kabupaten OKI, yang dulunya banyak menghasilkan ikan gabus, kini mulai berkurang. Misalnya, di Kecamatan Sirah Pulau [SP] Padang.

“Sekarang ini setiap nelayan di SP Padang maksimal mendapatkan ikan gabus sebanyak 10 kilogram setiap hari. Tapi, rata-rata hanya lima kilogram. Kalau dulu, bisa mencapai 20-30 kilogram sehari dengan cara memasang bubu atau mancing,” kata Odang Suhendra, warga SP Padang, yang saat menyelesaikan sarjananya di Universitas Muhammadiyah Palembang, meneliti ikan gabus.

Ironinya, selain hasilnya menurun, hampir setiap nelayan di SP Padang menangkap ikan gabus dengan cara menyetrum. “Ini dilarang pemerintah, tapi terpaksa mereka lakukan sebab sangat sulit mendapatkan dengan cara memasang bubu atau memancing,” jelasnya.

“Akibatnya, banyak ikan yang ditangkap bukan hanya berukuran besar juga kecil, sementara anak-anak ikan gabus banyak yang mati terkena strum,” lanjutnya.

Dijelaskan Odang, saat ini ada empat lokasi yang menjadi sumber pencarian ikan para nelayan di SP Padang. Setiap lebak, sekitar 10 nelayan beraktivitas setiap harinya. Keempat lokasi itu; Lebak Ulak di Desa Ulak Jermun, Lebak Kedukan di Desa Terusan Menang, Lebak Air Hitam di Kecamatan Jejawi, serta persawahan warga SP Padang. Ikan yang didapatkan selain gabus adalah lele, sepat, dan betok.

Baca juga : Ikan gabus Snakehead fish Chana striata dijadikan pendamping ASI untuk Balita ?

“Setiap hari, para nelayan itu mendapatkan pemasukan sekitar Rp150 ribu. Ini belum dikurangi biaya BBM untuk perahu ketek yang mereka gunakan,” katanya.

Keempat lokasi pencarian ikan itu kondisinya masih bagus, tapi memang tak jauh dari lokasi itu terdapat banyak perkebunan sawit. “Mungkin karena buangan racun yang dibawa air menyebabkan terganggunya biota air yang berdampak pada populasi ikan gabus,” jelasnya.



Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pasar ikan gabus semakin meningkat di Palembang"

Post a Comment

Saran dan komentar anda adalah semangat untuk saya agar lebih baik lagi kedepannya. Tolong komentar dengan bahasa yang santun dan mudah dimengerti..

Popular Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel